Berita ini dikutip dari Investor Dailly Selasa, 2 Maret 2021 | 05:17 WIB
Industri asuransi umum meraup laba bersih mencapai Rp 749,24 miliar atau melonjak 455,50% secara tahunan (year on year/yoy) per Januari 2021. Pencapaian itu dipengaruhi membaiknya kinerja premi dan beban underwriting yang menurun karena klaim bruto melambat. Mengacu pada statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Januari 2021, jumlah pendapatan premi naik 3,25% (yoy) menjadi Rp 8,24 triliun.
Didorong pendapatan premi penutupan langsung tumbuh 1,54% (yoy) menjadi Rp 7,81 triliun. Serta premi penutupan tidak langsung yang naik 48,30% (yoy) menjadi Rp 432,35 miliar. Sebelumnya, data OJK juga memaparkan sepanjang 2020 total perolehan pendapatan premi asuransi umum terkoreksi 4,03% (yoy) menjadi Rp 76,88 triliun. Perlambatan utamanya dipengaruhi premi penutupan langsung yang turun 10,62% (yoy) menjadi Rp 67,08 triliun. Sebaliknya, premi penutupan tidak langsung masih tumbuh 93,81% (yoy) menjadi Rp 9,79 triliun.
Di samping itu, pertumbuhan kinerja pendapatan premi per Januari 2021 didukung pos komisi dibayar yang berhasil ditekan. Pos itu turun 14,03% (yoy) menjadi Rp 849,95 miliar. Dengan demikian, asuransi umum berhasil membukukan pertumbuhan premi bruto 5,69% (yoy) menjadi Rp 7,39% (yoy).
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Dalimunthe menyampaikan, sangat disayangkan data OJK tersebut tidak merinci premi per lini bisnis. Tapi sepanjang pengetahuan AAUI, perolehan premi tersebut diyakini masih didominasi lini asuransi properti dan asuransi kendaraan bermotor.
Dia menuturkan, jika merujuk pada data akhir tahun lalu, lini asuransi properti relatif stagnan atau hanya mampu tumbuh tipis. Sedangkan lini asuransi kendaraan bermotor terkontraksi hingga dua digit karena industri manufaktur mengurangi produksi dan perlambatan konsumsi masyarakat karena daya beli yang menurun.
“Kebijakan pemerintah yang memberikan stimulus fiskal untuk pembelian kendaraan bermotor akan dapat meningkatkan premi asuransi kendaraan bermotor sejak Maret 2021. Dengan demikian lini bisnis asuransi properti dan asuransi kendaraan bermotor masih akan tetap dominan,” kata dia kepada Investor Daily, Senin (1/3).
Lebih lanjut, data OJK turut memaparkan bahwa pertumbuhan premi bruto itu masih belum mampu untuk mendongkrak pendapatan underwriting asuransi umum. Salah satunya memang karena premi yang dibayarkan ke reasuransi tercatat meningkat 18,91% (yoy) menjadi Rp 3,74 triliun.
Selain itu, cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan/CAPYBMP (unearned premium reserve) asuransi umum juga tercatat naik 44,45% (yoy) menjadi Rp 1,73 triliun per Januari 2021. Sehingga pada saat yang sama, total pendapatan underwriting setidaknya dibukukan turun 3,43% (yoy) jadi Rp 2,90 triliun.
Di sisi lain, beban underwriting turun 40,80% (yoy) menjadi Rp 1,27 triliun. Perbaikan beban underwriting didukung klaim reasuransi turun 8,64% (yoy) jadi Rp 1,06 triliun. Cadangan klaim ditekan 86,77% (yoy) menjadi Rp 45,40 miliar. Serta utamanya klaim bruto yang melambat 23,84% (yoy) menjadi Rp 2,22 triliun. “Klaim yang dicatat di bulan Januari 2021 bisa jadi adalah klaim yang dibayar, sehingga masih ada klaim dalam proses yang masih belum selesai. Itu pula yang terjadi pada klaim bencana, seperti banjir dan gempa yang mungkin masih dalam proses,” ucap Dody. Dengan kinerja tersebut, asuransi umum berhasil membukukan hasil underwriting yang naik 90,77% (yoy) menjadi Rp 1,63 triliun.
Sementara itu, hasil investasi tercatat sebesar Rp 235,78 miliar atau turun 30,21% (yoy). Selanjutnya, beban pemasaran, pegawai, pendidikan dan pelatihan, serta beban umum dan administrasi lainnya yang tergabung dalam total beban usaha berhasil ditekan tipis 2,82% (yoy) menjadi Rp 948,98 miliar. Alhasil, laba bersih asuransi umum tercatat melonjak hingga 455,50% (yoy) menjadi Rp 749,24 miliar di Januari 2021.
Menurut Dody, konstruksi perhitungan underwriting tersebut menunjukkan bahwa kenaikan hasil underwriting didapatkan dari pertumbuhan premi, serta penurunan klaim dan penurunan cadangan klaim. Tren lonjakan laba bersih di awal tahun itu dinilai masih bersifat sementara karena banyak klaim yang belum dicatatkan.
“Kejadian gempa Majene pertengahan januari 2021 mungkin belum sepenuhnya dicatatkan dalam cadangan klaim karena masih menunggu laporan klaim. Demikian pula kejadian banjir di Februari 2021. Dengan demikian hasil di Januari 2021 ini sifatnya masih sementara. Kita akan lihat di akumulasi data Februari dan Maret 2021 nanti,” pungkas Dody.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya pada akhir 2020 asuransi umum meraup total laba bersih sebesar Rp 4,94 triliun. Nilai itu terkoreksi 15,92% (yoy) dibandingkan perolehan akhir 2019 sebesar Rp 5,87 triliun. Per Januari 2021, rasio kecukupan premi terhadap pembayaran klaim naik dari 205,2% di Desember 2020 menjadi 371,1%. Rasio sesi asuransi juga naik dari Desember 2020 sebesar 43,3% menjadi 45,5%.
Sumber berita: https://investor.id/finance/januari-laba-bersih-asuransi-umum-melonjak-45550