Jakarta, 13 Juni 2025 — Di tengah tekanan ekonomi global dan penurunan daya beli masyarakat, industri asuransi umum Indonesia masih menunjukkan ketahanan. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan kinerja industri pada Triwulan I 2025 tetap tumbuh sebesar 0,3% secara tahunan (year-on-year), dengan total premi yang berhasil dibukukan sebesar Rp30,5 triliun, naik dari Rp30,4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Ketua AAUI, Budi Herawan, menyampaikan bahwa meski pertumbuhan ini tergolong tipis, tetap menjadi sinyal positif di tengah berbagai tantangan.
“Di tengah tekanan global dan penurunan daya beli masyarakat, industri asuransi umum tetap mencatatkan pertumbuhan positif. Ini menunjukkan ketahanan industri serta komitmen kami dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat,” ujar Budi.
Sebagian Lini Usaha Masih Tumbuh
Dari total 15 lini usaha (line of business/LOB) yang tercatat dalam industri, sebanyak 10 LOB berhasil mencatatkan pertumbuhan premi, sementara 5 LOB lainnya mengalami kontraksi. Lini usaha yang mengalami penurunan premi antara lain Asuransi Harta Benda, Kendaraan Bermotor, Penerbangan, Energi On Shore, dan Suretyship.
Meski demikian, Asuransi Harta Benda dan Kendaraan Bermotor masih mendominasi pangsa pasar premi industri dengan total kontribusi sebesar 43,2%. Namun, kedua sektor ini mengalami kontraksi masing-masing sebesar -14,1% dan -5,3% secara year-on-year.
Sementara itu, Asuransi Kredit mencatatkan tren pertumbuhan positif sebesar 0,3%, dengan premi sebesar Rp3,9 triliun, menjadikannya lini usaha ketiga terbesar dalam perolehan premi Q1 2025.
Kenaikan Pembayaran Klaim
Di sisi lain, industri juga mencatat kenaikan nilai pembayaran klaim sebesar 4,8%, mencapai Rp10,9 triliun. Kenaikan ini berasal dari lima lini usaha, yaitu Asuransi Harta Benda, Tanggung Gugat, Kecelakaan Diri, Kredit, dan Suretyship.
Rasio klaim pun mengalami peningkatan dari 34,4% menjadi 36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik dan Riset, Trinita Situmeang, menjelaskan bahwa kondisi ekonomi yang menantang menjadi faktor utama stagnasi pertumbuhan premi.
“Meski pertumbuhannya masih tipis, indikator-indikator utama seperti premi dan rasio klaim menunjukkan arah pemulihan yang stabil. Kami optimistis tren ini akan membaik seiring membaiknya kondisi ekonomi nasional,” ujar Trinita.