Semarang, 19 Juli 2025 – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyelenggarakan Marine Underwriter Gathering 2025 pada 17–19 Juli 2025 di Hotel Tentrem, Semarang. Setelah sukses diselengarakan pertama kali di tahun lalu, kini Bidang Teknik 2 Khususnya Departemen Marine AAUI kali ini mengusung tema “Eyes on the Horizon: Unveiling the Art of Marine Risk”, dalam kegiatan Marine Underwriter Gathering 2025 kali ini. kegiatan ini menjadi wadah penting untuk memperkuat wawasan teknis, jejaring industri, serta respon terhadap tantangan terkini di bidang asuransi pengangkutan laut (marine insurance).
Acara resmi dibuka oleh Wakil Ketua AAUI Bidang Teknik 2, Bapak Fadlil Iswahyudi. Dalam sambutan pembukaanya Bapak Fadlil menekankan pentingnya peningkatan kapasitas underwriter di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat dan moedrn dan perdagangan global.
Kemudian dilanjutkan oleh sambutan kedua yang disampaikan oleh Direktur Pengawasan Asuransi Umum dan Reasuransi OJK, Bapak Munawar Kasan, yang dalam pemaparannya mengangkat topik yang selaras dengan acara ini yakni “Marine Underwriter: Bangkit atau Tenggelam?” sebagai refleksi kritis terhadap posisi strategis underwriter di era yang semakin disruptif.
“Underwriter, khususnya di lini Marine Hull Insurance, berada di titik krusial: apakah akan bangkit sebagai pengelola risiko yang adaptif, atau justru tenggelam oleh gelombang perubahan jika tidak segera bertransformasi,” tegas Munawar dalam penyampaian materinya.
Dalam arahannya, Munawar menekankan empat pilar penting untuk kebangkitan underwriter marine, yakni:
1. Digitalisasi Underwriting, sebagai kunci efisiensi, akurasi, dan kecepatan dalam menilai risiko.
2. Kolaborasi lintas pemangku kepentingan, termasuk sinergi antara perusahaan asuransi, pelabuhan, logistik, dan otoritas terkait.
3. Pengembangan terms & conditions (T&C) yang fleksibel, yang mampu mengikuti dinamika pasar dan kebutuhan tertanggung.
4. Peningkatan kompetensi SDM, melalui pelatihan, sertifikasi, dan pertukaran pengetahuan lintas industri.
“Perlu ada kesadaran kolektif bahwa peran underwriter bukan sekadar kalkulasi premi, tetapi pengambilan keputusan berbasis data, insight teknis, dan pemahaman menyeluruh terhadap ekosistem risiko,” tambahnya.
Sesi hari pertama dalam Acara Marine Underwriter Gathering 2025 ini menghadirkan narasumber dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yaitu Bapak Fredhi Agung Prasetyo dan Bapak Mohammad Arif Kurniawan, yang membahas tantangan pengangkutan kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) serta notasi terkini dalam sertifikat kelas kapal. Diskusi ini memberikan pemahaman baru mengenai dampak transformasi teknologi terhadap bisnis marine cargo.
Hari kedua dilanjutkan dengan kunjungan lapangan (site visit) ke Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) yang memberikan pengalaman langsung bagi peserta mengenai dinamika operasional pelabuhan serta pengelolaan risiko logistik. Sesi siang hari diisi dengan paparan dari Bapak Ghulaam Ramadhan dan Bapak Redi Yuniansyah Elyanto dari PT. MCO Prima Indonesia, yang membahas Port Cargo Handling Risks lengkap dengan studi kasus di lapangan.
Acara ditutup oleh sambutan dari Bapak Budi Herawan selaku Ketua AAUI. Bapak Budi menyampaikan bahwa Kegiatan Marine Underwriter Gathering 2025 merupakan komitmen berkelanjutan AAUI untuk mendukung penguatan profesionalisme underwriter di tengah kompleksitas risiko dan tuntutan pasar yang terus berubah.
“ Kami berharap acara-acara seperti ini dapat mendorong inovasi, kolaborasi, dan kapasitas teknis yang semakin kuat. Tentunya untuk penguatan SDM Perasuransian serta demi keberlanjutan industri asuransi umum nasional” Pungkas Bapak Budi Herawan dalam sambutannya.
@ 2025 AAUI All rights reserved. Powered by Resolusiweb Digital Media