Pulihnya situasi ekonomi Indonesia di masa pandemi Covid-19 memiliki pengaruh besar terhadap berbagai sektor industri yang ada di Indonesia khususnya industri jasa keuangan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, ekonomi Indonesia pada periode Triwulan II 2022 ini dibanding triwulan II pada tahun 2021 ini tumbuh sebesar 5,44% (y-on-y). Situasi ini tentunya berpengaruh juga pada besaran Produk Domestik Bruto (PDB) yang mana industri jasa keuangan mencatatkan pendapatan lapangan usaha sebanyak Rp 203,6 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar Rp 184,4 triliun. Ini artinya jasa keuangan juga turut serta membantu pulihnya ekonomi Indonesia dengan pertumbuhan 1,50% pada tahun ini.
Pendapatan premi asuransi umum pada Triwulan II tahun 2022 tercatat sebesar Rp 46,038 triliun, tumbuh sebesar 20% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021 (Rp 38,374 triliun). Tercatat ada 3 lini bisnis asuransi umum yang membukukan pertumbuhan negatif pada Triwulan II tahun 2022 ini. Adapun lini bisnis yang mengalami pertumbuhan negatif yakni Asuransi Marine Hull, Asuransi Personal Accident, dan Asuransi Surety Ship. Sedangkan untuk lini bisnis lainnya mencatatkan pertumbuhan positif jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022
Sementara itu pada sisi pencatatan klaim pada Triwulan II tahun 2022 mencatatkan sebesar Rp 17,7 triliun, telah terkontraksi sebanyak 35,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 (13,1 triliun). Peningkatan klaim terjadi hampir pada sebagian lini bisnis asuransi dan hanya 3 lini usaha yang mencatatkan adanya penurunan klaim yaitu Asuransi Aviation, Asuransi Energy On Shore dan Asuransi Personal Accident. Claim Ratio pada Triwulan II tahun 2022 ini tercatat sebesar 38,6%, yang mana ini mengalami kontraksi jika dibandingkan tahun lalu sebesar 34,2%.
Pangsa pasar terbesar premi asuransi umum pada Triwulan II tahun 2022 ini masih didominasi oleh Asuransi Harta Benda & Asuransi Kendaraan Bermotor dengan proporsi mencapai 51,5%. Di Posisi ketiga pangsa pasar premi asuransi umum di periode ini diisi oleh Asuransi Kredit dengan proposi sebesar 13,9%. Untuk posisi yang selanjutnya diisi oleh lini usaha adapun diposisi selanjutnya diisi oleh lini usaha Health Insurance dan Marine Cargo Insurance.
Asuransi Harta Benda tercatat mengalami pertumbuhan premi yang positif sebesar 36,4% pada Triwulan II tahun 2022. Salah satu faktor pendukung pertumbuhan positif ini adalah dengan meningkatnya penjualan properti residensial di pasar primer yang mana tumbuh positif sebesar 15,23% (yoy) pada triwulan II 2022. Hal ini tentunya menjadi faktor utama pertumbuhan premi Pada Asuransi Harta Benda di periode ini.
Sementara itu, pada lini bisnis Asuransi Kendaraan Bermotor juga mengalami pertumbuhan yang cukup bagus yakni sebesar 18.3% pada Triwulan II – pada tahun 2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan premi asuransi kendaraan bermotor pada periode ini adalah penjualan kendaraan bermotor yang mengalami kenaikan sebanyak 465.252 unit jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021 sebesar 387.844 unit khususnya pada kendaraan roda 4. Sedangkan, pada data AISI, penjualan Kendaraan Bermotor roda dua mengalami penurunan penjualan sebanyak -8,3% di Triwulan II tahun 2022 ini.
Lini bisnis asuransi selanjutnya yang juga mengalami peningkatan di Triwulan II tahun 2022 ini adalah Asuransi Kredit yang tercatat mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,9% dibanding tahun lalu dengan nilai premi sebesar Rp 6,3 triliun. Beberapa hal yang mendukung pertumbuhan ini adalah atas adanya komitmen Pemerintah terhadap penyaluran kredit baru sesuai data survey dari Bank Indonesia. Posisi Kredit yang saat ini banyak diberikan bank umum dan BPR pada Triwulan II – tahun 2022 ini didominasi oleh Kredit UMKM dan Kredit Real Estate dengan proposi sebesar 25%.
Data Reasuransi Triwulan II Tahun 2022
Premi Reasuransi Umum Triwulan II tahun 2022 tercatat sebesar Rp 11,2 triliun dan tumbuh sebesar 21,7% dibanding periode yang sama pada tahun 2021 (9,2 triliun). Dari sisi klaim, tercatat sebesar Rp 4,2 triliun di Triwulan II 2022 atau tumbuh sebesar 34,2% dibanding dengan periode yang sama di tahun lalu (Rp 3,1 triliun).